Laman

Selasa, 22 April 2014

Penerapan IFRS di Indonesia - Kasus 2

2.A Pembahasan
          Apa itu IFRS (International Financial Reporting Standards)? International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi oleh badan penyusun standar akuntansi internasional yang dikenal dengan International Accounting Standards Board (IASB). IFRS sendiri telah diadopsi oleh sebagian besar perusahaan di dunia. Di benua Amerika, hampir semua negara di Amerika Latin dan Kanada telah mengadopsi IFRS. Di Asia-Oceania, Australia, Selandia Baru, Korea, Honkong, dan Singapura telah atau akan mengadopsi IFRS secara penuh. Afrika Selatan dan Israel telah mengadopsi IFRS. Di Eropa, negara-negara selain Uni Eropa seperti Turki dan Rusia juga telah mengadopsi IFRS secara penuh. Sebagian besar negara anggota G20 juga merupakan pengadopsi IFRS.
          Perlukah Indonesia mengadopsi IAS/IFRS? Menurut saya, mengadopsi IFRS sangat diperlukan di Indonesia karena melihat sebagian besar negara di dunia telah menerapkannya sehingga akan menarik perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia. Perusahaan di Indonesia dapat memberikan informasi keuangan yang berkualitas di pasar modal internasional sehingga mempunyai daya saing yang lebih tinggi. Indonesia sendiri memutuskan untuk melaksanakan konvergensi terhadap IAS/ IFRS pada tahun 1994. Pada tahun 1999, Asean Development Bankmenyatakan bahwa dalam hal substansinya, 90% pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) sama dengan IAS (Media Akuntansi, 2006 dalam Sunardi dan Sunyoto, 2011). Jadi, sampai saat ini PSAK telah banyak berkiblat pada IAS.
          Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

2.B Ruang Lingkup
          Indonesia akhirnya resmi mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) ke dalam regulasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 10, terhitung mulai per 1 Januari 2012. Keuntungan perusahaan mengimplementasikan PSAK 10 dalam laporan keuanggannya adalah kemudahan dalam menarik modal asing dengan biaya yang lebih rendah.
         Keseriusan PT Latinusa Tbk menuju visi perusahaan untuk menjadi perusahaan kemasan baja terdepan di kawasan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dibuktikan dengan proyek re-implementasi SAP terkait PSAK 10 pada September 2012 lalu. Dengan melakukan konfigurasi pada modul Finance tanpa merusak sistem yang telah berjalan, PT Latinusa telah berhasil menjalankan SAP ERP sejak 11 Januari 2013.
          Keberhasilan proyek PSAK 10 pertama di Indonesia ini tak luput dari kerja keras tim konsultan PT Krakatau Information Technology. Sebagai satu-satunya perusahaan konsultan SAP milik Pemerintah, PT Krakatau Information Technology dengan tim Krakatau Consulting telah mampu menjawab tantangan PT Latinusa untuk memodifikasi sistem SAP yang sebelumnya telah beroperasi secara stabil.
          PT Latinusa awalnya menggunakan Rupiah sebagai mata uang dasar di sistem SAP mereka. Sehubungan adanya regulasi PSAK 10, PT Latinusa melakukan peninjauan dan akhirnya diputuskannya Dollar Amerika sebagai mata uang fungsional perusahaan. Mata uang fungsional inilah yang akan menjadi mata uang dasar baik di laporan keuangan maupun pada sistem SAP mereka.
          Perubahan kiblat mata uang dasar tidak hanya sekedar mengubah konfigurasi modul Finance, mengingat integrasi antar modul yang dapat mempengaruhi modul lain. Oleh karena itu, implementer dan konsultan harus bersinergi memperhatikan dampak konfigurasi terhadap transaksi modul lain yang bersinggungan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu proses bisnis yang selama ini sudah berjalan dengan stabil.
          Dalam penerapannya, ada beberapa tahapan yang mesti dilakukan. Siklus proyek berjangka 107 hari ini terdiri dari 6 fase, yaitu Project Preparation, Business Blueprint, Realization, Final Preparation, Go Live, dan Support. Perubahan kiblat standar laporan keuangan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para konsultan, mengingat integrasi antar modul. Beberapa tes pada tahap Realization, antara lain regression testing, system integration testing, dan user acceptance testing dilakukan guna mencermati dampak perubahan mata uang dasar terhadap transaksi-transaksi modul lainnya.

2.C Kesimpulan
          Tingginya pergerakan pasar dan persaingan bisnis di tingkat global mengharuskan pemerintah melakukan tindakan preventif demi kemajuan perindustrian. Dengan menerapkan IFRS kedalam PSAK, diharapkan industri Indonesia dapat memberikan informasi keuangan yang berkualitas di pasar modal internasional sehingga mempunyai daya saing yang lebih tinggi.
          Terkait dengan semakin tingginya kebutuhan pelaporan keuangan baik eksternal maupun internal, laporan keuangan yang dikeluarkan oleh PT. Latinusa Tbk wajib memenuhi standar-standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Adapun salah satu standar akuntansi yang harus dipenuhi oleh PT. Latinusa Tbk adalah terkait dengan regulasi PSAK-10 (Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing). Terkait dengan regulasi PSAK-10, PT. Latinusa Tbk wajib merubah kurs pelaporan keuangan-nya dari IDR ke USD dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan regulasi yang relevan.

          Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi pembahasan kali ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini. Saya berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk saya agar lebih baik kedepannya. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan kepada para pembaca.

Daftar Pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar